Pengantar
Manajemen
MANAJEMEN DAHULU DAN SEKARANG
OLEH :
Yulia Dwi Karti A11112904
A. Isramiarsyh A21112117
Nurul Rahmi Palangkey A21112279
Andi Fachrur Rijal A31112291
Fahriansyah A31112901
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012/2013
KATA
PENGANTAR
Tak
ada kata yang patut terucap selain puji syukur kepada Allah SWT. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga makalah dengan judul “Manajemen Dahulu dan Sekarang” dapat
disusun dan diselesaikan sesuai dengan yang telah direncanakan. Shalawat dan
salam senantiasa pula tercurahkan kepada
Baginda Rasulullah Saw.
Terima
kasih pula kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga bermanfaat bagi para pembaca dan penulis.
Kami
menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu hal ini tidak
mungkin luput dari kekurangan. Dengan upaya dan semangat peningkatan ilmu
pengetahuan kami senantiasa mengharapkan
kontribusi pemikiran dari para pembaca, baik berupa kritikan ataupun saran agar
dapat kami jadikan pelajaran untuk kedepannya dalam membuat makalah.
Makassar, 17 September 2012
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu manajemen
sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian karena pada
dasarnya manusia dalam kehidupan sehari – harinya tidak bisa terlepas dari
prinsip – prinsip manajemen. Baik langsung maupun tidak langsung, baik disadari
ataupun tidak disadari manusia menggunakan prinsip – prinsip dari manajemen.
Ilmu manajemen ilmiah tumbuh pada sekitar awal abad ke – 20 di benua Eropa
Barat dan Amerika. Dimana di negara – negara tersebut sedang dilanda revolusi
yang dikenal dengan nama revolusi industri, yaitu perubahan –
perubahan dalam pengeloalaan produksi yang efektif dan efisien. Hal ini
dikarenakan masyarakat sudah semakin maju dan kebutuhan manusia sudah semakin
banyak dan beragam jenisnya.
Usaha keras Mattel
untuk tampil ke depan dengan sesuatu yang inovatif untuk pasar bukanlah sesuatu
yang luar biasa sekarang ini. Banyak organisasi lainnya baik besar dan kecil
telah melakukan komitmen serupa untuk melakukan inovasi dengan segala tantangan
dan penghargaannya. Mengapa? Persaingan global dan tekanan persaingan umum
mencerminkan kenyataan sekarang ini: berinovasi atau kalah. Walaupun Ivy Rose
inovatif dalam mengilhami para karyawannya untuk memikirkan permainan baru ini,
ia menyadari bahwa tidak selalu mudah untuk menerapkan ide – ide baru.
Kenyataannya, sejarah manajemen dipenuhi dengan evolusi dan revolusi dalam
menerapkan ide baru.
Melihat sejarah
manajemen dapat membantu kita memahami teori dan praktik manajemen sekarang
ini.sejarah manajemen dapat membantu kita untuk melihat apayang berhasil dan
yang tidak. Dalam materi kali ini, kami akan membahas tentang asal usul dari
berbagai konsep manajemen kontemporer dan menunjukkan bagaimana konsep tersebut
berkembang yang mencerminkan perubahan kebutuhan organisasi dan masyarakat
secara keseluruhan. Kami juga akan membahas kecenderungan dan masalah yang
penting yang sering dihadapi manajer sekarang, untuk menghubungkan masa lalu
dengan masa depan dan memperlihatkan bahwa bidang manajemen masih terus
berkembang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
judul dan latar belakang di atas, kami akan mengangkat rumusan masalah yaitu,
bagaimana manajemen dahulu dan sekarang.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Sejarah
Manejemen
Usaha – usaha
terorganisasi yang diarahkan oleh orang – orang yang bertanggung jawab atas
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian telah ada ribuan
tahun. Piramida di Mesir dan Tembok Besar Cina merupakan bukti nyata bahwa
proyek – proyek yang ukurannya luar biasa besar, yang menggunakan puluhan ribu
manusia, telah dilaksanakan jauh sebelum zaman modern. Piramida merupakan
contoh yang sangat menarik. Pembangunan sebuah piramida melibatkan lebih dari
100.000 orang selama 20 tahun. Siapa yang memberitahu masing – masing pekerja
apa yang harus dilakukannya? Siapa yang menjamin bahwa akan ada cukup batu di
tempat itu supaya para pekerja tetap sibuk? Jawaban terhadap pertanyaan –
pertanyaan itu adalah manajer. Tanpa
mempedulikan apa sebutan bagi para manajer pada saat itu, seseorang harus
merencanakan apa yang perlu dilakukan, mengorganisasikan manusia serta bahan
baku untuk melakukannya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan
pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan menurut
rencana.
Praktik – praktik
manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesi, Italia,
pusat perekonomian dan perdagangan yang penting. Penduduk Venesia mengembangkan
bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi
di organisasi saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang
diluncurkan ke sepanjang kanal dan pada tiap – tiap perhentian bahan baku dan
tali layar kapal ditambahkan ke kapal tersebut. Bukankah itu sangat mirip
dengan mobil yang ‘meluncur’ ke sepanjang lini perakitan mobil dan sejumlah
komponen terus ditambahkan ke mobil tersebut? Selain lini perakitan tersebut,
orang venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau
isinya, manajemen sumber daya manusia yang berfungsi untuk mengelola angkatan
kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.
Contoh – contoh dari
masa lalu itu memperlihatkan bahwa organisasi telah ada selama ribuan tahun.
Akan tetapi, dua peristiwa sebelum abad ke-20 memainkan peran yang sangat
penting dalam memajukan kajian manajemen.
Pertama, pada tahun
1776, Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of
Nations, di mana dia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh
organisasi dan masyarakat dari pembagian
kerja (Division of Labour),
perincian pekerjaan kedalam tugas – tugas yang spesifik dan berulang. Dengan
menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Adam Smith mengatakan bahwa
sepuluh orang, masing – masing melakukan pekerjaan khusus, secara bersama –
sama dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam satu hari. Akan
tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap –tiap bagian
pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti
saja dalam sehari! Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja itu meningkatkan
produktivitas dengan meningkatkan keterampilan dan kecekatan tiap – tiap
pekerja, dengan menghemat waktu yang lazimnya hilang dalam pergantian tugas –
tugas, dan dengan menciptakan sejumlah mesin dan penemuan yang menghemat tenaga
kerja. Tetap populernya spesialisasi pekerjaan misalnya, tugas – tugas
spesifik yang dilakukan oleh para
pekerja di dapur restoran, atau posisi – posisi spesifik yang dilakukan oleh
para pemain tim sepak bola tidak diragukan lagi disebabkan oleh keunggulan
ekonomis, yang dikemukakan oleh Adam Smith.
Pengaruh penting kedua yang berpengaruh
terhadap manajemen adalah Revolusi
Industri. Revolusi yang diawali pada abad ke-18 di Inggris itu melintasi
Atlantik menuju Amerika pada akhir Perang Saudara. Sumbangan penting revolusi
Industri adalah tenaga mesin dengan cepat menggantikan tenaga manusia yang pada
gilirannya, membuat lebih hemat jika memproduksi barang – barang di pabrik,
bukannya di rumah. Pabrik – pabrik yang besar dan efisien ini membutuhkan kemampuan
manajerial. Mengapa? Para manajer dibutuhkan untuk meramalkan permintaan,
memastikan bahan baku cukup banyak tersedia untuk membuat produk, memberi tugas
kepada orang – orang, mengarahkan kegiatan sehari – hari, dan selanjutnya.
Kebutuhan akan teori formal untuk membimbing manajer dalam menjalankan
organisasi itu telah tiba. Namun, teori formal itu belum ada sampai awal tahun
1900-an di mana langkah besar pertama untuk menyusun teori semacam itu diambil.
2.2
Manajemen Ilmiah
Manajemen
ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management, pertama kali
dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul
Principles of Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor
mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah "penggunaan metode ilmiah untuk
menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan." Beberapa
penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai
tahun lahirya teori manajemen modern.
Ide
tentang penggunaan metode ilmiah muncul ketika Taylor merasa kurang puas dengan
ketidakefesienan pekerja di perusahaannya. Ketidakefesienan itu muncul karena
mereka menggunakan berbagai macam teknik yang berbeda untuk pekerjaan yang
sama—nyaris tak ada standar kerja di sana. Selain itu, para pekerja cenderung
menganggap gampang pekerjaannya. Taylor berpendapat bahwa hasil dari para
pekerja itu hanyalah sepertiga dari yang seharusnya. Taylor kemudian, selama 20
tahun, berusaha keras mengoreksi keadaan tersebut dengan menerapkan metode
ilmiah untuk menemukan sebuah "teknik paling baik" dalam
menyelesaikan tiap-tiap pekerjaan.
Berdasarkan
pengalamannya itu, Taylor membuat sebuah pedoman yang jelas tentang cara
meningkatkan efesiensi produksi. Pedoman tersebut adalah:
1. Kembangkanlah suatu ilmu bagi tiap-tiap unsur pekerjaan
seseorang, yang akan menggantikan metode lama yang bersifat untung-untungan.
2. Secara ilmiah, pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah, atau
kembangkanlah pekerja tersebut.
3. Bekerja samalah secara sungguh-sungguh dengan para pekerja untuk
menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu
yang telah dikembangkan tadi.
4. Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara hampir merata
antara manajemen dan para pekerja. Manajemen mengambil alih semua pekerjaan
yang lebih sesuai baginya daripada bagi para pekerja.
Pedoman
ini mengubah drastis pola pikir manajemen ketika itu. Jika sebelumnya pekerja
memilih sendiri pekerjaan mereka dan melatih diri semampu mereka, Taylor
mengusulkan manajemenlah yang harus memilihkan pekerjaan dan melatihnya.
Manajemen juga disarankan untuk mengambil alih pekerjaan yang tidak sesuai
dengan pekerja, terutama bagian perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengontrolan. Hal ini berbeda dengan pemikiran sebelumnya di mana pekerjalah
yang melakukan tugas tersebut.
Manajemen
ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank dan
Lillian Gilbreth. Keduanya tertarik dengan ide Taylor setelah mendengarkan
ceramahnya pada sebuah pertemuan profesional.
Keluarga
Gilbreth berhasil menciptakan mikronometer yang dapat mencatat setiap gerakan
yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan
setiap gerakan tersebut. Gerakan yang sia-sia yang luput dari pengamatan mata
telanjang dapat diidentifikasi dengan alat ini, untuk kemudian dihilangkan.
Keluarga Gilbreth juga menyusun skema klasifikasi untuk memberi nama tujuh
belas gerakan tangan dasar (seperti mencari, menggenggam, memegang) yang mereka
sebut Therbligs (dari nama keluarga mereka, Gilbreth, yang dieja terbalik
dengan huruf th tetap). Skema tersebut memungkinkan keluarga Gilbreth
menganalisis cara yang lebih tepat dari unsur-unsur setiap gerakan tangan
pekerja.
Skema
itu mereka dapatkan dari pengamatan mereka terhadap cara penyusunan batu bata.
Sebelumnya, Frank yang bekerja sebagai kontraktor bangunan menemukan bahwa
seorang pekerja melakukan 18 gerakan untuk memasang batu bata untuk eksterior
dan 18 gerakan juga untuk interior. Melalui penelitian, ia menghilangkan
gerakan-gerakan yang tidak perlu sehingga gerakan yang diperlukan untuk
memasang batu bata eksterior berkurang dari 18 gerakan menjadi 5 gerakan.
Sementara untuk batu bata interior, ia mengurangi secara drastis dari 18
gerakan hingga menjadi 2 gerakan saja. Dengan menggunakan teknik-teknik
Gilbreth, tukang baku dapat lebih produktif dan berkurang kelelahannya di
penghujung hari.
Pedoman
yang ditemukan oleh Taylor dan yang lainnya untuk meningkatkan efisiensi
produksi masih tetap digunakan dalam organisasi di masa kini. Ketika para
manajer menganalisis tugas – tugas dasara yang harus dilakukan, menggunakan
studi waktu dan gerakan untuk menghilangkan gerakan yang sia – sia,
mempekerjakan para pekerja terbaik yang memenuhi persyaratan untuk suatu
pekerjaan, dan merancang sistem insentif berdasarkan output , mereka menggunakan prinsip – prinsip manajemen ilmiah.
Tetapi , praktik manajemen terkini tidak hanya terbatas pada pendekatan
manajemen ilmiah. Dalam kenyataannya, kita dapat melihat gagasan dari
pendekatan utama berikutnya, teori administrasi umum yang juga digunakan.
2.3 Para Ahli Teori Administrasi
Umum
Kelompok penulis lain
memandang pokok bahasan manajemen, tetapi memusatkan perhatian pada organisasi
secara keseluruhan. Kita menyebut mereka itu ahli teori administrasi umum. Mereka mengembangkan teori – teori
yang lebih umum mengenai apa yang dilakukan para manajer dan apa yang membentuk
praktik manajemen yang baik. Dua ahli terkemuka di balik pendekatan
administrasi umum adalah Henri Fayol dan Max Weber.
Teori administrasi dipelopori oleh Henri Fayol, fayol mengemukakan bahwa
kegiatan industri dibagi kedalam kegiatan teknis, komersial, finansial, keamanan,
personalia, akuntansi, dan manejerial ( perencanaan, pengorganisasian, pemberian
perintah pengkoordinasikan dan pengawasan.
Selanjutnya Fayol membahas tantang 14 kaidah / prinsip
manajemen yaitu:
1.
Pembagian kerja atau
spesialisasi meningkatkan produktifitas karena orang memusatkan perhatian pada
pekerjaan sesuai dengan keahlian.
2.
Wewenang dan tanggung
jawab harus ada dalam pelaksanaan kegiatan. Perlu ada rangsangan untuk kegiatan
yang dilaksanakan dengan baik dan sanksi bagi pelaksanaan kegiatan yang tidak
baik.
3.
Harus ada disiplin,
yaitu rasa hormat da taat pada peranan da tujuan organisasi.
4.
Perlu kesatuan
perintah. Bawahan hanya menerima perinyah dan bertanggung jaeab pada satu
atasan.
5.
Perlu adanya kesatuan
pengarahan. Organisasi efekti bila para anggota bekerja sama berdasarkan tujuan
yang sama.
6.
Para anggota organisasi
harus mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi.
7.
Pambayaran balas jasa
harus bijaksana, adil, tidak eksploitatif dan memuaskan pihak-pihak.
8.
Perlu diatur
keseimbangan antara sentralisasi dan desentralisasi.
9.
Hubungan antar tugas
disusun atas dasar suatu hierarki atas bawah.
10. Harus ada order, aturan, ketertiban dimana ada suatu tamtpat
untuk setiap orang yang seharusnya memang tempatnya.
11. Keadilan bagi personalia, persamaan perlakuan dalam
organisasi.
12. Perlu kelangsungan, keamanan dan kepastian kerja bagi karyawan.
13. Dalam setiap tugas harus dimungkinkan untuk mengadakan
prakarsa atau inisiatif.
14. Harus ada semangat korps menggalang kekuatan dengan persatuan
atau kesetiakawanan, kebanggaan bersama dan merasa memiliki.
Max Weber
(186,41920) pionir terkemuka pengembangan teori birokrasi. Dimana birokrati merupakan
ciri dari pola organisasi yang strukturnya dibuat sedemikian rupa sehingga
secara maksimal dapat memanfaatkan tenaga ahli,- Organisasi harus diatur secara
rasional, impersonal dan bebas dari sikap prasangka.
Karektiristik birokrasi ditandai
dengan:
1.
Adanya pembagian tugas dan spesialisasi. Setiap
individu dalam oganisasi mempunyai wewenang yang diatur oleh berbagai
peraturan, kebijakan dan ketetapan hukum.
2.
Hubungan yang terjadi dalam organisasi adalah hubungan
impersonal.
3.
Dalam organisasi ada hierarki wewenang, yaitu setiap
bagian yang lebih rendah selalu berada di bawah wewenang dan supervisi dari
bagian di atasnya.
4.
Administrasi selalu didasarkan dan dilaksanakan dengan
dokumen tertulis.
5.
Orientasi pembinaan pegawai adalah pengembangan karir,
yang berarti keahlian menupakan kriteria utama diterima tidaknya seseorang
sebagai anggota organisasi dan promosi dalam organisasi.
6.
Setiap tindakan yang diambil organisasi harus selalu
dikaitkan dengan besarnya sumbangan terhadap pencapaian tujuan organisasi,
sehingga dapat dicapai efisien, yang maksimal. Birokrasi meupakan usaha untuk
menghilangkan tradisi organisasi yang membuat keputusan secara emosional, atau
berdasarkan ikatan kekeluargaan sehingga mengakibatkan organisasi tidak efektif.
Birokrasi ada hubungannya dengan prosedur yang berbelit-belit, penundaan
pekerjaan, ketidak efisienan, dan pemborosan.
Sejumlah gagasan dan praktik manajemen kita sekarang
ini dapat secara langsung diketahui sebagai sumbangan para ahli teori administrasi
umum. Sebagai contoh, pandangan fungsional tentang pekerjaan manajer dapat
dianggap berasal dari Henri Fayol. Sebagai tambahan, keempat belas prinsip
Fayol itu berperan sebagai kerangka acuan tempat berkembangnya banyak konsep
dan teori manajemen sekarang.
2.4 Pendekatan Kuantitatif Pada
Manajemen
Pendekatan kuantitatif adalah penggunaan sejumlah teknik
kuantitatif —seperti statistik, model optimasi, model informasi, atau simulasi komputer—untuk
membantu manajemen mengambil keputusan. Sebagai contoh, pemrograman linear
digunakan para manajer untuk membantu mengambil kebijakan pengalokasian sumber
daya; analisis jalur kritis (Critical Path Analysis) dapat
digunakan untuk membuat penjadwalan kerja yang lebih efesien; model kuantitas
pesanan ekonomi (economic order quantity model) membantu manajer menentukan
tingkat persediaan optimum dan lain-lain.
Pengembangan kuantitatif muncul dari pengembangan solusi
matematika dan statistik terhadap masalah militer selama Perang
Dunia II. Setelah perang berakhir, teknik-teknik matematika dan statistika
yang digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di
sektor bisnis. Pelopornya adalah sekelompok perwira militer yang dijuluki
"Whiz
Kids." Para perwira yang
bergabung dengan Ford Motor Company pada pertengahan 1940-an ini
menggunakan metode statistik dan model kuantitatif untuk memperbaiki
pengambilan keputusan di Ford.
Pendekatan kuantitatif secara langsung telah memberikan
sumbangan pada pengelolaan pengambilan keputusan di bidang perencanaan dan
pengendalian. Sebagai contoh, ketika manajer membuat penganggaran, penjadwalan,
pengendalian mutu, dan keputusan serupa, mereka biasanya bergantung pada teknik
kuantitatif . ketersedian Software komputer yang canggih untuk membantu
menyusun model, persamaan, dan rumus telah membuat penggunaan teknik
kuantitatif menjadi tidak terlalu menakutkan bagi para manajer, walaupun mereka
harus tetap mampu menafsirkan hasilnya.
2.5 Menuju Pemahaman Tentang
Perilaku Organisasi
Meskipun ada sejumlah orang pada akhir 1800-an dan awal
1900-an yang menyadari bahwa pentingnya faktor manusia bagi keberhasilan
organisasi, ada empat orang yang menonjol sebgai pendukung awal pendekatan
perilaku organisasi tersebut. Ide mereka menjadi dasar praktik manajemen,
seperti prosedur seleksi karyawan, program motivasi karyawan, tim kerja
karyawan, dan organisasi teknik manajemen lingkungan eksternal.
Tanpa ragu – ragu,
sumbangan paling penting bagi pengembangan bidang perilaku organisasi itu
datang dari Kajian Hawthorne, sekelompok kajian yang diselenggarakan pada
Western Electric Company Works di Cicero, Illinois.
Namun, kesimpulan
kajian ini bukanlah tanpa kritik. Kritik menyerang prosedur riset, analisi
temuan, dan kesimpulannya. Akan tetapi, dari sudut pandang sejarah, tidaklah
begitu penting apakah kajian itu secara akademis sehat atau kesimpulannya dapat
dibenarkan. Yang penting adalah bahwa kajian itu merangsang minat terhadap
perilaku manusia dalam organisasi. Kajian ini memainkan peran yang sangat
penting dalam mengubah pandangan yang dominan pada waktu itu yakni karyawan itu
berbeda dari mesin – mesin lain manapun juga yang digunakan oleh organisasi
tersebut.
Pendekatan perilaku
telah banyak membentuk organisasi kontemporer sekarang ini. Dari cara manajer
merancang pekerjaan yang mampu memberi motivasi sampai ke cara mereka bekerja
dengan tim karyawan sampai ke cara mereka membuka saluran komunikasi, kita dapat
melihat sejumlah elemen pendekatan perilaku. Banyak dari apa yang diusulkan OB
awal dan kesimpulan dari studi Hawthorne menjadi dasar bagi teori terkini
tentang motivasi, kepemimpinan, perilaku, dan pengembangan kelompok, dan
berbagai topik perilaku lainnya.
2.6 Pendekatan Sistem
sistem memiliki dua
jenis, yaitu sitem tertutup dan sistem terbuka.
Sistem terutup tidak terpengaruh oleh lingkungan luar sedangkan sistem
terbuka dinamis berkomunikasi dengan dunia luar. Pendekatan sistem turut menunjang
pada pemahaman kita tentang pemikiran manajemen. Para peneliti sistem
memimpikan suatu organisasi terdiri dari faktor yang saling bergantung,
termasuk perseorangan, kelompok, sikap, motif, struktur formal, interaksi,
tujuan, status dan wewenang. Hal ini berarti manajer mengoordinasikan kegiatan
kerja dari berbagai bagian dalam organisasi dan memastikan bahwa semua bagian
organisasi yang saling tergantung bekerja sama sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai. Selain itu, pendekatan sistem menunjukkan bahwa organisasi tidaklah
berdiri sendiri. Mereka bergantung pada lingkungannya untuk masukan yang
penting dan sebagai sumber untuk menyerap hasilnya.
2.7. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi
disebut kadangkala sebagai pendekatan situsional mengatakan bahwa organisasi
adalah berbeda, menghadapi situasi yang berbeda dan memerlukan cara pengelolaan
yang berbeda.
Pendekatan kontingensi bagi manajemen adalah secara intuisi logis
karena organisasi dan bahkan unit di dalamnya yang sama adalah beragam baik
dalam besarnya, tujuan, pekerjaan dan kesukaan. Akan menjadi mengejutkan bila
menemukan aturan manajemen yang dapat diterapkan secara universal yang berhasil
dalam semua situasi. Tapi tentulah dapat dikatakan bahwa metode pengelolaan
tergantung pada situasi dan dapat dikatakan juga apa situasi tersebut. Nilai
utama dari pendekatan kontingensi adalah menekankan bahwa tidak ada aturan yang
sederhana atau universal yang dapat diikuti oleh manajer.
Variabel
kontingensi yang populer:
1. Besarnya
organisasi
2. Kerutinan
dari tugas teknologi
3. Ketidak
pastian lingkungan
4. Perbedaan
individu
2.8 Kecenderungan dan Masalah
Terkini
Disini
kita memperkenalkan sejumlah kecenderungan dan masalah yang kita yakin sedang
mengubah cara para manajer melaksanakan pekerjaan mereka, antara lain:
• Globalisasi
• Keragaman angkatan kerja
• Kewirausahaan
• Pengelolaan di dunia e-bisnis
• Kebutuhan akan inovasi dan flexibilitas
• Manajemen mutu
• Organisasi pembelajaran
• Manajemen Pengetahuan
• Spiritualitas tempat kerja
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai
kesimpulan berdasarkan penjabaran materi di atas, bahwa manajemen Secara keilmuan, manajemen baru terumuskan
kurang lebih di abad 18 atau awal abad 19 Masehi.
Perkembangan teori manajemen dimulai dari
teori manajemen klasik dengan pemikiran manajemen ilmiah dari Taylor dan teori
organisasi klasik dari Mayo. Manajemen ilmiah menekankan pada upaya menemukan
metode terbaik untuk melakukan tugas manajemen secara ilmiah. Sedangkan teori
organisasi klasik menekankan pada kebutuhan mengelola organisasi yang kompleks
yang mefokuskan pada upaya menetapkan dan menerapkan prinsip dan ketrampilan
yang mendasari
manajemen yang efektif .
perkembangan yang memberik focus yang sangat
berbeda dari teori manajemen klasik disebut teori manajemen neoklasik yang ditandai
dengan perubahan fokus manajemen yang lebih menekankan pada perilaku baik pada
perilaku manusia maupun perilaku organisasi. Manajemen yang baik menurut teori
neo klasik ini adalah manajemen yang mefokuskan diri pada pengelolaan staf
secara efektif yang didasari akan pemahaman yang mendalam dari segi
sosiologis maupun psikologis.
Perkembangan selanjutnya yaitu dengan
menekankan pendekatan sistem yang dipersatukan dan diarahkan dari bagian-bagian
atau komponen-komponen yang saling berkaitan. Namun saat ini penerapan
manajemen didasarkan pada pendekatan kontingensi yang memadukan antara aliran
ilmiah dengan perilaku dalam suatu sistem yang diterapkan menurut situasi dan
lingkungan yang dihadapi.
DAFTAR
PUSTAKA
ofcourse, your welcome :) thanks for reading our article
BalasHapusI was searching for that post slot games book of ra free download quick a long time... fortunately I found it on right time...Thanks again for sharing
BalasHapusI have read many blogs in the net but have never link mega888 come across such a well written blog. Good work keep it up
BalasHapusWhen you are arranging again 3win8 download for andriod i am interested but it had been too late to visit your blog.
BalasHapuscan someone tell me how to get the little avatars to appear mega888 id test in my comments section? thanks!
BalasHapus